Pornoaksi dalam Goyang Candoleng-Doleng

Bookmark and Share

Beberapa hari ini, kita dihebohkan dengan adanya goyang candoleng-doleng yang gerakannya lebih hot dari goyang ngebor Inul Daratista. Apa yang bisa kita sebut dari goyang candoleng-doleng adalah porno, bugil, erotis dan telanjang di depan publik. Bagaimana tidak, sebuah pesta pernikahan menjadi ramai dengan kehadiran seorang penyanyi/penari music electon ketika dalam menyanyi itu ia melakukan goyang dengan mempertontonkan tubuh bagian atasnya. Dua bagian tubuhnya yang menonjol yang seharusnya ditutup rapat-rapat justru dibuka dan dipertontonkan kepada yang hadir dengan harapan akan mendapatkan uang saweran. Bahkan dalam kelompok hadirin yang semuanya laki-laki itu terdapat sejumlah anak-anak. Goyang candoleng-doleng ini terdapat di daerah Sulawesi Selatan.

Tidak jelas bagaimana asal muasal goyang yang erotis bisa ada dan menjadi bagian dari tontonan publik. Tapi yang memprihatinkan adalah bagaimana bisa tontonan yang seperti ini bisa dikonsumsi umum secara bebas, terbuka, tidak sembunyi-sembunyi, bahkan terkadang dilakukan pada siang hari. Bukankah setiap keramaian termasuk juga kegiatan pernikahan yang mendatangkan music electon harus mendapatkan ijin dari kepolisian setempat. Dan kepolisian akan menugaskan seorang petugas untuk memantau kegiatan tersebut, lantas mengapa goyang jelas-jelas memenuhi unsur pornoaksi ini bisa dengan mudah ditemui di acara-acara pernikahan. Alasan desakan ekonomi seharusnya tidak membuat kita melakukan kegiatan yang melanggar moral, etika dan agama.